Hujan untuk Negeri di Atas Awan
Sore tadi, rasa sesak saya rasakan. Bukan. Bukan karena saya menghirup asap yang disebabkan oleh kebakaran hutan. Melainkan haru membaca berita mengenai derita penduduk Negeri di Atas Awan. Riau, Jambi, Palembang...
Tak bisa saya membayangkan, hidup di tengah kepungan asap kebakaran. Ke mana hendak berlari? Di mana harus mengungsi? Jika setiap sudutnya sama saja. Langka udara.
"Apa yang bisa kita lakukan untuk membantu mereka?" Serak saya bertanya, pada suami yang tengah menatap layar laptopnya.
"Berdoa. Itu yang bisa kita lakukan. Semoga Allah menurunkan hujan."
Pandangan menerawang. Di pelupuk mata bulir air menggenang. Membayangkan kondisi penduduk Negeri di Atas Awan.
Adzan maghrib berkumandang. Memanggil untuk datang ke haribaan. Menadahkan tangan, berdoa untuk Negeri di Atas Awan.
Hujan turun deras malam ini. Menguarkan aroma khas debu dari tanah yang lama tak disiram.
Tuhan, semoga kau turunkan pula hujan ini di Negeri di Atas Awan.
Tak bisa saya membayangkan, hidup di tengah kepungan asap kebakaran. Ke mana hendak berlari? Di mana harus mengungsi? Jika setiap sudutnya sama saja. Langka udara.
"Apa yang bisa kita lakukan untuk membantu mereka?" Serak saya bertanya, pada suami yang tengah menatap layar laptopnya.
"Berdoa. Itu yang bisa kita lakukan. Semoga Allah menurunkan hujan."
Pandangan menerawang. Di pelupuk mata bulir air menggenang. Membayangkan kondisi penduduk Negeri di Atas Awan.
Adzan maghrib berkumandang. Memanggil untuk datang ke haribaan. Menadahkan tangan, berdoa untuk Negeri di Atas Awan.
Hujan turun deras malam ini. Menguarkan aroma khas debu dari tanah yang lama tak disiram.
Tuhan, semoga kau turunkan pula hujan ini di Negeri di Atas Awan.
aamiin....
ReplyDeleteterakhir 4 hari yang lalu saya masih di Siak Riau,asapnya tebel bangettt...sedih rasanya
Semoga hujan turun deras di sana, ya... :(
ReplyDeleteAmin
DeleteAamiin...
Deletesemoga Allah menguatkan mereka, dan memberi yang terbaik . . Aamiin...
ReplyDeleteAamiin....
ReplyDelete