5 Alasan Sebaiknya Mengirim Naskah Lengkap Ke Penerbit
Mengetahui ada penerbit yang mau menerima outline naskah,
memang menggembirakan. Punya ide banyak, terus dibikin outline plus contoh naskah,
lanjut dikirim dan ternyata... diACC penerbit! Wow! Jingkrak-jingkrak dong,
pastinya... Udah punya tabungan bakal buku yang bakal terbit.
Tapi sebelum memutuskan mengirimkan outline, nggak
ada salahnya dibaca dulu 5 Alasan sebaiknya mengirim naskah lengkap ke penerbit
berikut ini, Sob :)
Pertama, naskah lengkap lebih disukai penerbit
Sobat, naskah yang sudah dikirim lengkap, tentu akan lebih
disukai penerbit ketimbang yang baru berupa outline. Mengapa? Karena hal itu
memudahkan penerbit untuk menilai naskah secara keseluruhan. Nanti diACCnya pun
sudah berdasarkan hasil pembacaan secara menyeluruh, bukan kirologi: kayaknya
bakal bagus nih, naskahnya. Jadi sudah dipastikan, ketika naskah kita diacc,
berarti penerbit suka dan oke dengan naskah kita.
Kedua, naskah lengkap ACCnya nggak bikin waswas
Ketika naskah lengkap kita diacc penerbit, rasa senangnya
akan jauh melampaui diACCnya outline. Senangnya lepas, nggak pake waswas. Hal
ini dikarenakan kita tidak lagi dibebani pikiran soal proses penulisan naskah
lengkap. Belum lagi kalau penerbit ngasih deadlinenya mepet, sementara kerjaan
lagi banyak, badan nggak fit, suami butuh perhatian, anak minta
disayang-sayang, wuuuuh... Maka, nikmatilah sensasi beribu kupu-kupu menari-nari di
perutmu. Muleeesss, hehe....
Ke tiga, naskah lengkap disuruh revisi? Still Happy... ;)
Yup. Cuma disuruh revisi ini. Bandingkan dengan outline.
Boro-boro revisi, dibikin aja belom. Haha, selamat menikmati :D
Tapi pernah juga, sih, ada temen cerita. Naskah lengkapnya
disuruh ubah total sama penerbit. Yah, mudah-mudahan kita nggak mengalami hal
seperti itu ya, Sobat. Kecuali kalo disuruh ubah format dari kumcernak jadi
pictbook, itu sih, nggak papa. Tapi kalo disuruh ubah sama ceritanya juga
sehingga seolah-olah bikin naskah baru, saya mah, ogah. Nggak tau kalau Mas
Anang, huehue...
Ke empat, naskah lengkap bikin lebih nyantai kayak di pantai
Kenapa nyantai? Karena nggak pake dikejar-kejar deadline sampe
ngos-ngosan saat proses penulisannya. Masih bisa maju mundur, maju mundur,
nggelosor syantik, syantiik... :D
Tapiiii... Memang harus diakui juga bahwa menulis tanpa
deadline dari pihak lain itu rawan bikin nyantai jadi kebablasan. Bukannya
selesai naskah lengkapnya, yang ada malah molor lagi, molor lagi, ganteng...
ganteng... Huhuhu, saya banget nih, saya banget... *nunjuk idung anak*
Makanya, walaupun nulis naskah lengkap cenderung santai,
kita tetap harus punya targetan pribadi. Misal naskah A mau selesai dan dikirim ke penerbit kapan. Kudu tetap ada perencanaan. Kalau saya sih, saya bagi perhari. Misal
naskah A mau diselesaiin tanggal sekian April. Dihitung hari mulai start sampai
kurang lebih sepekan sebelum deadline pribadi itu. Kenapa ancang-ancang selesainya sebelum
deadline? Karena sisa waktunya bisa dipakai buat revisi, Kakak... ^_^
Ke Lima, naskah lengkap bikin waktu ACC hingga terbit insya
Allah relatif lebih cepat
Iya. Karena sudah lengkap, naskahnya tinggal revisi, revisi,
revisi (banyak bener revisinya :p) bagian yang belum pas – butuh dikurang,
ditambahi, dipercantik, diperganteng, diperimut... (Sudah! Cukup!) kemudian
masuk tahap ilustrasi. Beda dengan outline yang harus melalui tahap penulisan
naskah lengkap dulu. Tapi tetap relatif, ya. Sebab banyak faktor yang
memengaruhi cepat lamanya sebuah buku terbit. Tergantung nasib. *nah!* :D
Bagaimana, Sobat? Pilih kirim naskah lengkap, atau outline?
Kalau saya sih, dua-duanya. Tergantung mood *timpuk* :p
Waaaaah, saya boro" ngirim naskah ngeblog aja masih sesuka hati hehehe
ReplyDeleteUdah lama nggak nulis buat buku, kangen, tapi lagi kram otak, nggak sanggup napas panjang buat bikin buku :D
ReplyDeleteHehe, saya belum sanggup bikin dua duanyaaa, ihik :p
ReplyDeleteMasak sih, Mbak Titis... Ngeblognya udah cetar gitu ^_^
ReplyDeleteAyo, bikin lagi, Kak Injul Indah Juli... ^_^
ReplyDeleteDicoba dulu, Mbak Diniii... ^_^
ReplyDelete