7 Cara Ampuh untuk Meredakan Nyeri Haid
Dulu, saya sempat bertanya-tanya, apakah semua perempuan haid merasakan nyeri seperti saya? Ternyata jawabannya: ya. Malah ada beberapa teman saya, kalau haid, wajahnya sampai pucat bagai drakula donor darah. Bahkan adik ipar saya - menurut cerita suami - bisa sampai pingsan kalau sedang haid. Alhamdulillah, ternyata derita haid saya tak seberapa dibanding mereka. Meski
saat sedang nyeri, tetap saja tidak karu-karuan, rasanya. Maknyuuuss...
Kata orang kesehatan, rasa nyeri saat haid adalah gejala yang normal. Tidak perlu terlalu dikhawatirkan. Sebab, rasa nyeri itu merupakan bagian dari rangkaian proses Premanstrual Syndrom, atau yang biasa dikenal dengan singkatan PMS. Meskipun begitu, jika rasa nyeri sudah sangat sangat sangat berlebihan dan tak tertahankan, mungkin ada baiknya diperiksakan, ya.
Gejala PMS di antaranya adalah pusing, rasa nyeri dan bengkak pada payudara, badan 4L (lemah letih lesu lunglai), perut terasa kembung, apa-apa tidak semangat (kecuali makan), muncul satu dua jerawat di wajah, sembelit, sensitif, emosi labil, bawaannya kemrungsung alias ingin marah-marah melulu. Bahkan ada lho, yang sampai mengistilahkan dengan senggol bacok. Hiiy... Saya sih, tidak sampai separah itu, ya. Paling-paling cuma sebatas senggol banting... Hahaha...
Di antara seabrek gejala PMS yang saya rasakan itu, rasa nyeri adalah yang paling mengganggu. Nyerinya tuh, lebih nyeri dibanding luka hati aku akibat tajemnya omongan kamu... *drama* :p
Nyeri haid sendiri saya alami saat darah haid sedang deras-derasnya. Biasanya hari ke tiga. Tapi tak jarang, nyeri haid terasa di hari ke dua. Seperti hari ini, contohnya. Akibatnya, pagi-pagi saya sudah menunjukkan wajah yang sama sekali tak cantik macam Princess Syahrini. Sebaliknya, meringis-meringis nggak jelas. Menahan nyeri yang luar biasa nyerinya (?). Sakit panas. Menjalar sampai ke pinggang. Membuat mulut refleks mendesis-desis bagai orang kepedesan. Sensasinya sungguh aduhai. Kurang lebih mirip kontraksi menjelang melahirkan.
Alhamdulillah, suami sangat memahami kondisi saya saat haid begini. Beliau juga begitu sigap mengupayakan berbagai cara ampuh untuk meredakan nyeri haid saya. Apa saja kah itu?
1. Disayang-sayang
Iya, beneran. Saat haid, saya misalnya, mengalami gelombang emosi yang entahlah. Kadang mendadak melow, sensitif, dan mudah teringgung. Di saat seperti ini, sangat berarti sekali buat saya ketika suami menunjukkan kasih sayangnya. Memeluk, menghibur, memotivasi, kurang lebih begitu arti disayang-sayang yang saya maksud. Disayang-sayang membuat suasana hati menjadi tenang dan tentram. Dengan demikin, rasa nyeri pun sedikit terlupakan.
"Sabar ya, Sayang... Nanti nyerinya lama-lama reda."
Nyes bukan, mendengar kalimat itu? ;)
2. Minum air hangat
"Minum air anget ya, Sayang?" Tawar suami.
Saya mengangguk. Sependek pengalaman saya, meminum air hangat cukup ampuh untuk meredakan nyeri di perut dan menimbulkan rasa rileks. Meski tak menguirangi secara signifikan, tapi percayalah, itu cukup membantu.
3. Hangatkan bagian perut
"Dikasih kayu putih perutnya, ya..."
Menghangatkan daerah perut dengan semacam balsem, kayu putih, telon, dan sebagainya, juga cukup ampuh untuk membuat rasa nyeri saat haid menjadi berkurang. Dulu, ibu saya juga sering melakukan hal itu. Hanya saja, yang dipakai ibu saya bentuknya berupa air hangat yang dimasukkan ke dalam botol. Botol itu kemudian digelindingkan bolak balik di atas permukaan perut.
4. Makan
"Makan dulu, ya..."
Ya. Makan bisa mengatasi kembung. Saat perut terisi, biasanya gas yang memenuhi rongga perut akan keluar dengan cara sendawa. Perut pun menjadi lega, sehingga rasa nyeri haid yang dirasakan seolah turut pula berkurang. Apalagi kalau makannya dicuapin suami. Wuh, dijamin. Ampuh bikin nyerinya terasa pergi ke manaaa gitu. Meski terkadang setelahnya wajah meringis-meringis lagi nahan nyeri :D
5. Dipijit
"Dipijit, ya..."
Saat saya haid, yang nyeri tuh, bukan hanya perut. Tapi juga pinggang, bahkan seluruh badan. Asli kretek kretek, rasanya. Jadi, bersyukur bangeeet, kalau suami mau mijitin. Selain itu, usapan di daerah perut terutama sekitar pusar dan kandung kemih juga memberi rasa nyaman dan membuat nyeri haid terasa berkurang.
6. Istirahat
"Nah, sekarang istirahat dulu, ya. Cari posisi paling nyaman menurut Bunda."
Ya. Istirahat. Ini hal yang sangat saya butuhkan saat sedang nyeri haid. Itulah sebabnya, hari ini saya memutuskan izin tidak masuk sekolah. Khawatir nanti di sekolah malah meringkuk di UKS, mending sekalian istirahat di rumah. Ya, nggak? ;)
7. Minum Jamu
Saat saya sedang istirahat, menghayati perut yang masih nyeri-nyeri sedap sambil membaca novel Opa Roald Dahl, suami berkata, "Nda, Bapak mau ke depan. Bunda mau nitip apa? Mau minum Kiranti, ya? Bapak beliin, ya?"
Seketika mata saya langsung berbinar. Ah, iya. Kenapa saya bisa lupa? Dulu, setiap kali saya nyeri haid, ibu saya biasa membuatkan jamu kunyit asam. Kata ibu, kunyit asam bagus dan ampuh untuk meredakan nyeri haid. Kunyit itu sendiri sangat mudah didapatkan karena ibu saya menanamnya di pekarangan rumah. Dengan telaten, ibu saya kemudian mencuci dan memarut kunyit itu, lalu mencampurkannya dengan air asam jawa. Setelah diaduk dengan gula aren secukupnya, jamu kunyit asam itu pun kemudian diminumkan ke saya. Rasanya? Segaaarr ranyamnyam... ^_^
Tapi sayangnya, saya tak serajin ibu saya yang mau repot-repot memarut kunyit, menyaring airnya, menggulai (dikasih gula, ya, bukan dibuat gulai :D), mencampur dengan air asam jawa.... Duh, ribet! Apalagi persedian asam jawa terakhir di kulkas ternyata sudah mengering dan tampak tak lagi layak untuk digunakan.
"Gimana, Nda? Mau dibelikan Kiranti?" Suami kembali bertanya.
"Mau, Pak, mauuu..." Jawab saya cepat, seraya menyebutkan deretan pesanan lainnya. Mumpung... Heuheu.... :D
Kiranti merupakan minuman sehat alami berkhasiat yang membantu mengatasi nyeri saat haid. Minuman yang juga bermanfaat mengurangi bau tubuh tak sedap ini diramu dari bahan-bahan alami seperti: kunyit, asam jawa, gula jawa, kencur, jahe, guarana, kayu manis, dan pandan. Hmm... Pantesan, aromanya semriwing wangi-wangi gimanaaa gitu, saat tutupnya dibuka.
Tak berapa lama kemudian, suami pun pulang membawa Kiranti pesanan. Langsung saya ambil satu, yang rasa original.
Bismillah. Gluk, gluk, gluk.... Segaaaar... :D
Yaaah... Kok, bawahnya super kental begini, ya? Olala... Rupanya, sangking semangatnya minum Kiranti, saya sampai lupa mengocoknya terlebih dahulu. Sehingga bagian endapannya tidak tercampur dan baru terminum belakangan. "Kesian..." Kata Upin Ipin :D
Habis... Minum Kiranti nggak bikin ragu, sih... Ada logo halalanya, soalnya ^_^
Untuk yang kurang akrab dengan citarasa jamu banget semisal Kiranti original yang saya minum ini, jangan khawatir. Karena Kiranti juga punya varian rasa yang lain yaitu orange juice. Asli segar, rasanya. Apalagi kalau diminum dingin-dingin. Selain itu, ada juga Kiranti untuk pegal linu, serta Slim buat Sobat yang barangkali pingin melangsingkan badan ;)
"Gimana, Sayang? Udah mendingan?"
"Alhamdulillah. Makasih ya, Pak. Udah ngerawat Bunda... Makasih juga udah beliin Kiranti."
saat sedang nyeri, tetap saja tidak karu-karuan, rasanya. Maknyuuuss...
Kata orang kesehatan, rasa nyeri saat haid adalah gejala yang normal. Tidak perlu terlalu dikhawatirkan. Sebab, rasa nyeri itu merupakan bagian dari rangkaian proses Premanstrual Syndrom, atau yang biasa dikenal dengan singkatan PMS. Meskipun begitu, jika rasa nyeri sudah sangat sangat sangat berlebihan dan tak tertahankan, mungkin ada baiknya diperiksakan, ya.
Gejala PMS di antaranya adalah pusing, rasa nyeri dan bengkak pada payudara, badan 4L (lemah letih lesu lunglai), perut terasa kembung, apa-apa tidak semangat (kecuali makan), muncul satu dua jerawat di wajah, sembelit, sensitif, emosi labil, bawaannya kemrungsung alias ingin marah-marah melulu. Bahkan ada lho, yang sampai mengistilahkan dengan senggol bacok. Hiiy... Saya sih, tidak sampai separah itu, ya. Paling-paling cuma sebatas senggol banting... Hahaha...
Di antara seabrek gejala PMS yang saya rasakan itu, rasa nyeri adalah yang paling mengganggu. Nyerinya tuh, lebih nyeri dibanding luka hati aku akibat tajemnya omongan kamu... *drama* :p
Nyeri haid sendiri saya alami saat darah haid sedang deras-derasnya. Biasanya hari ke tiga. Tapi tak jarang, nyeri haid terasa di hari ke dua. Seperti hari ini, contohnya. Akibatnya, pagi-pagi saya sudah menunjukkan wajah yang sama sekali tak cantik macam Princess Syahrini. Sebaliknya, meringis-meringis nggak jelas. Menahan nyeri yang luar biasa nyerinya (?). Sakit panas. Menjalar sampai ke pinggang. Membuat mulut refleks mendesis-desis bagai orang kepedesan. Sensasinya sungguh aduhai. Kurang lebih mirip kontraksi menjelang melahirkan.
Alhamdulillah, suami sangat memahami kondisi saya saat haid begini. Beliau juga begitu sigap mengupayakan berbagai cara ampuh untuk meredakan nyeri haid saya. Apa saja kah itu?
1. Disayang-sayang
Iya, beneran. Saat haid, saya misalnya, mengalami gelombang emosi yang entahlah. Kadang mendadak melow, sensitif, dan mudah teringgung. Di saat seperti ini, sangat berarti sekali buat saya ketika suami menunjukkan kasih sayangnya. Memeluk, menghibur, memotivasi, kurang lebih begitu arti disayang-sayang yang saya maksud. Disayang-sayang membuat suasana hati menjadi tenang dan tentram. Dengan demikin, rasa nyeri pun sedikit terlupakan.
"Sabar ya, Sayang... Nanti nyerinya lama-lama reda."
Nyes bukan, mendengar kalimat itu? ;)
2. Minum air hangat
"Minum air anget ya, Sayang?" Tawar suami.
Saya mengangguk. Sependek pengalaman saya, meminum air hangat cukup ampuh untuk meredakan nyeri di perut dan menimbulkan rasa rileks. Meski tak menguirangi secara signifikan, tapi percayalah, itu cukup membantu.
3. Hangatkan bagian perut
"Dikasih kayu putih perutnya, ya..."
Menghangatkan daerah perut dengan semacam balsem, kayu putih, telon, dan sebagainya, juga cukup ampuh untuk membuat rasa nyeri saat haid menjadi berkurang. Dulu, ibu saya juga sering melakukan hal itu. Hanya saja, yang dipakai ibu saya bentuknya berupa air hangat yang dimasukkan ke dalam botol. Botol itu kemudian digelindingkan bolak balik di atas permukaan perut.
4. Makan
"Makan dulu, ya..."
Ya. Makan bisa mengatasi kembung. Saat perut terisi, biasanya gas yang memenuhi rongga perut akan keluar dengan cara sendawa. Perut pun menjadi lega, sehingga rasa nyeri haid yang dirasakan seolah turut pula berkurang. Apalagi kalau makannya dicuapin suami. Wuh, dijamin. Ampuh bikin nyerinya terasa pergi ke manaaa gitu. Meski terkadang setelahnya wajah meringis-meringis lagi nahan nyeri :D
5. Dipijit
"Dipijit, ya..."
Saat saya haid, yang nyeri tuh, bukan hanya perut. Tapi juga pinggang, bahkan seluruh badan. Asli kretek kretek, rasanya. Jadi, bersyukur bangeeet, kalau suami mau mijitin. Selain itu, usapan di daerah perut terutama sekitar pusar dan kandung kemih juga memberi rasa nyaman dan membuat nyeri haid terasa berkurang.
6. Istirahat
"Nah, sekarang istirahat dulu, ya. Cari posisi paling nyaman menurut Bunda."
Ya. Istirahat. Ini hal yang sangat saya butuhkan saat sedang nyeri haid. Itulah sebabnya, hari ini saya memutuskan izin tidak masuk sekolah. Khawatir nanti di sekolah malah meringkuk di UKS, mending sekalian istirahat di rumah. Ya, nggak? ;)
7. Minum Jamu
Saat saya sedang istirahat, menghayati perut yang masih nyeri-nyeri sedap sambil membaca novel Opa Roald Dahl, suami berkata, "Nda, Bapak mau ke depan. Bunda mau nitip apa? Mau minum Kiranti, ya? Bapak beliin, ya?"
Seketika mata saya langsung berbinar. Ah, iya. Kenapa saya bisa lupa? Dulu, setiap kali saya nyeri haid, ibu saya biasa membuatkan jamu kunyit asam. Kata ibu, kunyit asam bagus dan ampuh untuk meredakan nyeri haid. Kunyit itu sendiri sangat mudah didapatkan karena ibu saya menanamnya di pekarangan rumah. Dengan telaten, ibu saya kemudian mencuci dan memarut kunyit itu, lalu mencampurkannya dengan air asam jawa. Setelah diaduk dengan gula aren secukupnya, jamu kunyit asam itu pun kemudian diminumkan ke saya. Rasanya? Segaaarr ranyamnyam... ^_^
Tapi sayangnya, saya tak serajin ibu saya yang mau repot-repot memarut kunyit, menyaring airnya, menggulai (dikasih gula, ya, bukan dibuat gulai :D), mencampur dengan air asam jawa.... Duh, ribet! Apalagi persedian asam jawa terakhir di kulkas ternyata sudah mengering dan tampak tak lagi layak untuk digunakan.
"Gimana, Nda? Mau dibelikan Kiranti?" Suami kembali bertanya.
"Mau, Pak, mauuu..." Jawab saya cepat, seraya menyebutkan deretan pesanan lainnya. Mumpung... Heuheu.... :D
![]() |
Minum Kiranti sambil baca novel? Segernya tuh, dari prolog sampe ending :D |
Kiranti merupakan minuman sehat alami berkhasiat yang membantu mengatasi nyeri saat haid. Minuman yang juga bermanfaat mengurangi bau tubuh tak sedap ini diramu dari bahan-bahan alami seperti: kunyit, asam jawa, gula jawa, kencur, jahe, guarana, kayu manis, dan pandan. Hmm... Pantesan, aromanya semriwing wangi-wangi gimanaaa gitu, saat tutupnya dibuka.
Tak berapa lama kemudian, suami pun pulang membawa Kiranti pesanan. Langsung saya ambil satu, yang rasa original.
Bismillah. Gluk, gluk, gluk.... Segaaaar... :D
Yaaah... Kok, bawahnya super kental begini, ya? Olala... Rupanya, sangking semangatnya minum Kiranti, saya sampai lupa mengocoknya terlebih dahulu. Sehingga bagian endapannya tidak tercampur dan baru terminum belakangan. "Kesian..." Kata Upin Ipin :D
Habis... Minum Kiranti nggak bikin ragu, sih... Ada logo halalanya, soalnya ^_^
![]() |
Logo halal dari MUI pada kemasan Kiranti |
Untuk yang kurang akrab dengan citarasa jamu banget semisal Kiranti original yang saya minum ini, jangan khawatir. Karena Kiranti juga punya varian rasa yang lain yaitu orange juice. Asli segar, rasanya. Apalagi kalau diminum dingin-dingin. Selain itu, ada juga Kiranti untuk pegal linu, serta Slim buat Sobat yang barangkali pingin melangsingkan badan ;)
"Gimana, Sayang? Udah mendingan?"
"Alhamdulillah. Makasih ya, Pak. Udah ngerawat Bunda... Makasih juga udah beliin Kiranti."