Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kisah Anak Ayam yang Tidak Mau Belajar

Halo Sobat Jejak, postingan kali ini kita akan mengambil hikmah dan pelajaran dari kisah anak ayam yang tidak mau belajar. Simak kisahnya berikut ini:

Di sebuah peternakan ayam, hiduplah sekelompok anak ayam yang baru menetas. Mereka semua sangat lucu dan menggemaskan. Setiap hari, mereka bermain dan bersenang-senang bersama.

Di antara anak ayam itu, ada satu yang sangat nakal dan bandel. Namanya adalah Ciko. Ciko tidak suka belajar dan mendengarkan nasihat dari induknya. Ia lebih suka bermain-main dan mengganggu teman-temannya.

Kisah Anak Ayam yang Tidak Mau Belajar

Induk ayam selalu mengajari anak-anaknya tentang berbagai hal yang penting untuk hidup mereka. Ia mengajari mereka mencari makan, cara berlindung dari bahaya, cara berkomunikasi dengan hewan lain, dan lain-lain.

Namun, Ciko tidak pernah memperhatikan pelajaran dari induknya. Ia selalu menganggap bahwa pelajaran itu membosankan dan tidak berguna. Ia merasa bahwa ia sudah tahu segalanya dan tidak perlu belajar lagi.

"Aku tidak mau belajar. Aku mau bermain saja. Belajar itu tidak menyenangkan. Aku sudah pintar kok." kata Ciko dengan sombong.

"Anakku, jangan begitu. Belajar itu penting untuk masa depanmu. Kamu harus tahu banyak hal agar kamu bisa hidup dengan baik di dunia ini." kata induk ayam dengan sabar.

"Tidak usah khawatir, Bu. Aku bisa hidup dengan baik tanpa belajar. Aku bisa mencari makan sendiri, aku bisa berlindung dari bahaya sendiri, aku bisa berkomunikasi dengan hewan lain sendiri." jawab Ciko dengan yakin.

"Anakku, kamu belum tahu apa-apa. Kamu masih kecil dan belum mengalami banyak hal. Kamu harus belajar dari pengalaman dan pengetahuan orang lain. Kamu harus rendah hati dan mau menerima kritik dan saran." ujar induk ayam dengan bijak.

"Bah, itu semua omong kosong. Aku tidak butuh pengalaman dan pengetahuan orang lain. Aku tidak butuh kritik dan saran. Aku sudah cukup hebat dengan diriku sendiri." kata Ciko dengan keras kepala.

Induk ayam merasa sedih dan kecewa dengan sikap Ciko yang tidak mau belajar. Ia berharap bahwa suatu hari nanti Ciko akan sadar akan kesalahannya dan mau berubah menjadi anak ayam yang rajin dan pintar.

Suatu hari, ada sebuah kejadian yang membuat Ciko terkejut dan menyesal. Saat ia sedang bermain di luar kandang bersama teman-temannya, ia melihat seekor elang terbang di atas mereka.

Ciko tidak tahu bahwa elang adalah musuh besar bagi ayam. Ia tidak pernah mendengarkan pelajaran dari induknya tentang hewan-hewan yang berbahaya bagi mereka. Ia malah merasa penasaran dengan elang itu.

"Wah, lihat itu! Ada burung besar yang terbang di atas kita! Dia pasti hebat sekali! Ayo kita ikuti dia!" ajak Ciko kepada teman-temannya.

"Tidak boleh! Itu bukan burung biasa! Itu elang! Dia akan memakan kita jika kita mendekatinya! Ayo kita kembali ke kandang!" teriak salah satu temannya yang tahu tentang elang.

"Elang? Apa itu elang? Aku tidak pernah dengar tentang elang. Dia pasti teman kita juga. Ayo kita kenalan dengan dia!" kata Ciko dengan polos.

"Tidak! Jangan! Elang itu bukan teman kita! Elang itu pemangsa kita! Dia akan mencengkeram kita dengan cakarnya dan membawa kita ke sarangnya! Ayo kita lari!" ujar temannya yang lain.

Namun, Ciko tidak mau mendengarkan teman-temannya. Ia malah berlari ke arah elang itu dengan semangat. Ia berpikir bahwa elang itu akan menyambutnya dengan ramah dan menjadi temannya.

Sayangnya, Ciko salah besar. Elang itu tidak tertarik untuk berteman dengan Ciko. Elang itu malah melihat Ciko sebagai mangsa yang lezat. Elang itu pun segera menyambar Ciko dengan cakarnya yang tajam.

"Aaaah! Tolong! Tolong!" teriak Ciko ketika ia merasakan cakar elang itu menusuk tubuhnya.

Teman-temannya yang melihat kejadian itu merasa ngeri dan takut. Mereka berlari kembali ke kandang dan memberitahu induk ayam tentang apa yang terjadi.

Induk ayam pun sangat sedih dan terkejut mendengar kabar tentang Ciko. Ia menyesali bahwa ia tidak bisa menyelamatkan Ciko dari elang itu. Ia juga menyesali bahwa Ciko tidak mau belajar dan mendengarkan nasihatnya.

"Anakku, kenapa kau tidak mau belajar? Kenapa kau tidak mau mendengarkan aku? Aku hanya ingin yang terbaik untukmu. Aku hanya ingin kau hidup bahagia dan aman." kata induk ayam sambil menangis.

Ciko pun menyesal dan menangis di dalam cengkeraman elang itu. Ia sadar bahwa ia telah membuat kesalahan besar. Ia sadar bahwa ia telah bodoh dan sombong. Ia sadar bahwa ia telah menyia-nyiakan pelajaran dan nasihat dari induknya.

"Ibu, maafkan aku. Aku salah. Aku bodoh. Aku sombong. Aku tidak mau belajar. Aku tidak mau mendengarkanmu. Sekarang aku harus membayar akibatnya. Aku akan mati di tangan elang ini." kata Ciko dengan menyesal.

Sayangnya, penyesalan Ciko sudah terlambat. Elang itu sudah terbang jauh membawa Ciko ke sarangnya. Ciko tidak bisa melihat induk dan teman-temannya lagi. Ciko tidak bisa hidup lagi.

Pesan moral dari cerita ini adalah: 
  • Belajar itu penting untuk hidup kita. 
  • Kita harus mau belajar dari pengalaman dan pengetahuan orang lain. 
  • Kita harus rendah hati dan mau menerima kritik dan saran. 
  • Kita harus menghargai pelajaran dan nasihat dari orang tua kita.

Mungkin Sobat Jejak ingin membaca juga:

Posting Komentar untuk "Kisah Anak Ayam yang Tidak Mau Belajar"